Nama : Muhammad Arif
Kelas : XI TPa
1. CARA PEMBUBUTAN ULIR SEGITIGA LUAR
Proses pembuatan ulir bisa dilakukan
pada mesin bubut. Pada mesin bubut konvensional (manual) proses pembuatan ulir
kurang efisien, karena pengulangan pemotongan harus dikendalikan secara manual,
sehingga proses pembubutan lama dan hasilnya kurang presisi. Dengan mesin bubut
yang dikendalikan CNC proses pembubutan ulir menjadi sangat efisien dan
efektif, karena sangat memungkinkan membuat ulir dengan kisar (pitch)
yang sangat bervariasi dalam
waktu relatif cepat dan hasilnya presisi.
Ulir segi tiga tersebut bisa berupa ulir tunggal atau ulir ganda. Pahat yang digunakan untuk membuat ulir segi tiga ini adalah pahat ulir yang sudut ujung pahatnya sama dengan sudut ulir atau setengah sudut ulir. Untuk ulir Metris sudut ulir adalah 60°, sedangkan ulir whitwoth sudut ulir 55°. Identifikasi ulir biasanya ditentukan berdasarkan diameter mayor dan kisar ulir (Tabel 6.6). Misalnya ulir M5 × 0,8 berarti ulir metris dengan diameter mayor 5 mm dan kisar (pitch) 0,8 mm.
Selain ulir Metris pada mesin bubut bisa juga dibuat ulir whitworth (sudut ulir 55°). Identifikasi ulir ini ditentukan oleh diamater mayor ulir dan jumlah ulir tiap inchi (Tabel 6.7). Misalnya untuk ulir Whitwoth 3/8″ jumlah ulir tiap inchi adalah 16 (kisarnya Selain ulir Metris pada mesin bubut bisa juga dibuat ulir whitworth (sudut ulir 55°). Identifikasi ulir ini ditentukan oleh diamater mayor ulir dan jumlah ulir tiap inchi (Tabel 6.7). Misalnya untuk ulir Whitwoth 3/8″ jumlah ulir tiap inchi adalah 16 (kisarnya 0,0625″). Ulir ini biasanya digunakan untuk membuat ulir pada pipa (mencegah kebocoran fluida).
waktu relatif cepat dan hasilnya presisi.
Ulir segi tiga tersebut bisa berupa ulir tunggal atau ulir ganda. Pahat yang digunakan untuk membuat ulir segi tiga ini adalah pahat ulir yang sudut ujung pahatnya sama dengan sudut ulir atau setengah sudut ulir. Untuk ulir Metris sudut ulir adalah 60°, sedangkan ulir whitwoth sudut ulir 55°. Identifikasi ulir biasanya ditentukan berdasarkan diameter mayor dan kisar ulir (Tabel 6.6). Misalnya ulir M5 × 0,8 berarti ulir metris dengan diameter mayor 5 mm dan kisar (pitch) 0,8 mm.
Selain ulir Metris pada mesin bubut bisa juga dibuat ulir whitworth (sudut ulir 55°). Identifikasi ulir ini ditentukan oleh diamater mayor ulir dan jumlah ulir tiap inchi (Tabel 6.7). Misalnya untuk ulir Whitwoth 3/8″ jumlah ulir tiap inchi adalah 16 (kisarnya Selain ulir Metris pada mesin bubut bisa juga dibuat ulir whitworth (sudut ulir 55°). Identifikasi ulir ini ditentukan oleh diamater mayor ulir dan jumlah ulir tiap inchi (Tabel 6.7). Misalnya untuk ulir Whitwoth 3/8″ jumlah ulir tiap inchi adalah 16 (kisarnya 0,0625″). Ulir ini biasanya digunakan untuk membuat ulir pada pipa (mencegah kebocoran fluida).
2. CARA PEMBUBUTAN ULIR SEGITIGA DALAM
Proses
membuat ulir dalam dengan menggunakan tap. Mengetap
adalah
suatu proses pembentukan ulir di dalam lubang yang dibor.
Gambar 1. Memilih Tap yang tepat
Peralatan
yang dibutuhkan untuk mengetap ulir adalah :
1. Satu center punch
2. Satu mata bor 3 mm
3. Satu mata bor 10,2 mm
4. Satu tap-set 12 mm
5. Satu tangkai tap
6. Satu mistar baja atau siku
7. Satu ragum yang dilengkapi dengan rahang/penjepit lunak
8. Minyak pelumas untuk proses pengetapan
2. Satu mata bor 3 mm
3. Satu mata bor 10,2 mm
4. Satu tap-set 12 mm
5. Satu tangkai tap
6. Satu mistar baja atau siku
7. Satu ragum yang dilengkapi dengan rahang/penjepit lunak
8. Minyak pelumas untuk proses pengetapan
Langkah-langkah
mengetap ulir 12 mm pada sepotong pelat baja lunak
dengan
ketebalan 13 mm:
· Mengebor tembus pelat baja lunak
dengan mata bor 10,2 mm.
· Menjepit pelat baja lunak pada ragum, posisi lubang menghadap ke
atas.
· Memilih tap tirus untuk mengawali penguliran.
· Mengencangkan/mengunci mata Tap pada tangkai tap.
· letakkan siku pada penjepit tap pada rahang tangkai.
· Putar tangkai yang bebas untuk mengunci tap.
· Gunakan pin untuk mengencangkan pengikatan tap
· Menjepit pelat baja lunak pada ragum, posisi lubang menghadap ke
atas.
· Memilih tap tirus untuk mengawali penguliran.
· Mengencangkan/mengunci mata Tap pada tangkai tap.
· letakkan siku pada penjepit tap pada rahang tangkai.
· Putar tangkai yang bebas untuk mengunci tap.
· Gunakan pin untuk mengencangkan pengikatan tap
Gambar 2. Awal pengetapan
1. Memberikan sedikit pelumas pada
tap.
2. Awal pengetapan
· memasukkan bagian tap yang tirus ke dalam lubang.
· mengatur posisi tap bagian atas sehingga tap benar-benar segaris
dengan garis tengah lubang.
· memberikan tekanan yang seragam pada saat tangkai tap diputar
searah putaran jarum jam.
2. Awal pengetapan
· memasukkan bagian tap yang tirus ke dalam lubang.
· mengatur posisi tap bagian atas sehingga tap benar-benar segaris
dengan garis tengah lubang.
· memberikan tekanan yang seragam pada saat tangkai tap diputar
searah putaran jarum jam.
1.
Memeriksa kelurusan tap
· setelah dua atau tiga kali
putaran, lepas tangkai tap dari tap.
· Menggunakan mistas baja atau siku, periksa kesikuan tap
terhadap permukaan benda kerja.
· Menggunakan mistas baja atau siku, periksa kesikuan tap
terhadap permukaan benda kerja.
![](file:///C:\DOCUME~1\HOKINET\LOCALS~1\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image004.gif)
![](file:///C:\DOCUME~1\HOKINET\LOCALS~1\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image004.gif)
Gambar 3. Memeriksa kesikuan tap
terhadap benda kerja
1. Memberikan sedikit pelumas pada
ulir yang sedang dibuat.
2. Kalau ada kemiringan, perbaiki segera.
· memasang kembali tuas tap pada tap.
· memberikan sedikit tekanan sewaktu memutar tangkai tap.
· memeriksa kerlurusan tap setelah dua atau tiga kali putaran.
2. Kalau ada kemiringan, perbaiki segera.
· memasang kembali tuas tap pada tap.
· memberikan sedikit tekanan sewaktu memutar tangkai tap.
· memeriksa kerlurusan tap setelah dua atau tiga kali putaran.
Gambar 4. Menyiku tap
Meneruskan
pengetapan ulir
Gambar 5: Meneruskan pengetapan
· bila telah diperoleh kelurusan tap
terhadap benda kerja,
pertahankan tekan yang merata pada tangkai sewaktu diputar.
· memberikan sedikit pelumas setiap dua atau tiga kali putaran tap.
1. Mengatasi kesulitan pemutaran atau kebuntuan, putar tap berlawanan
arah dengan putaran jarum jam seperempat putaran.
pertahankan tekan yang merata pada tangkai sewaktu diputar.
· memberikan sedikit pelumas setiap dua atau tiga kali putaran tap.
1. Mengatasi kesulitan pemutaran atau kebuntuan, putar tap berlawanan
arah dengan putaran jarum jam seperempat putaran.
Gambar 6. Membebaskan kemacetan
pemutaran
Menyelesaikan
pengetapan ulir pada benda kerja dengan tetap memberikan
pelumas
secara teratur.
Catatan:
Setelah pengetapan dengan tap yang tirus selesai, lanjutkan dengan
tap
intermediate dan tap bottom.
3.
CARA PEMBUBUTAN ULIR SEGI EMPAT LUAR
Ulir segi empat ini biasanya digunakan untuk ulir daya. Dimensi
utama dari ulir segi empat pada dasarnya sama dengan ulir segi tiga yaitu:
diameter mayor, diameter minor, kisar (pitch), dan sudut helix. Pahat
yang digunakan untuk membuat ulir segi empat adalah pahat yang dibentuk
(diasah) menyesuaikan bentuk alur ulir segi empat dengan pertimbangan sudut
helix ulir. Pahat ini biasanya dibuat dari HSS atau pahat sisipan dari bahan
karbida.
4. CARA PEMBUBUTAN ULIR SEGI
EMPAT DALAM
Pada dasar membuat ulir segi empat dalam sama saja pada saat membuat ulir
segi tiga dalam, hanya saja pahat yang di gunakan berbeda.
![pahatdlam.jpg](file:///C:\DOCUME~1\HOKINET\LOCALS~1\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image010.gif)
5.
Cara Membubut Bertingkat
a.
Pasang benda kerja terlebih dahulu.
b.
Pasang pahat rata pada tool post.
c.
Seting pahat pada kepala lepas.
d.
Dekatkan mata pahat pada benda kerja
dengan menggunakan eretan alas.
e.
Ukur benda kerja terlebih dahulu
sesuai dengan ketentuan
f.
Tandailah setian ukuran dengan
menggunakan ujung mata pahat dengan cara cekam
diputar sampai terjadi goresan terhadap benda kerja
g.
Mundurkan pahat ke posisi
semula(menjauhi benda kerja dengan jarak minimal 10 mm dari benda kerja)
h.
Atur kecepatan putaran mesin bubut
menjadi 300 rpm.
i.
Sayatlah benda kerja dengan
menentukan ukuran setiap saayatan maksimal 1mm sampai mencampai ukuran Ø 21 mm dan panjang 20 mm.
j. Lakukan penyayatan
mm sampai
mencapai ukuran Ø 20 mm.
![](file:///C:\DOCUME~1\HOKINET\LOCALS~1\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image011.gif)
k. Sayatlah benda kerja dengan menentukan setiap sayatan maksimal 1
mm sampai mencapai Ø 10 mm dan panjang
10 mm.
l. Mundurkan pahat ketempat semula.
m. Buka cekam dengan menggunakan kunci cekam dan lepaskan benda kerja
dari cekam.
6. MEMBUBUT TIRUS
Jika
kedua ujung suatu benda silindris mempunyai ukuran yang berbeda, maka bentuk
benda tersebut tirus. Pada alat-alat atau bagian dari suatu mesin banyak yang
berbentuk tirus, misalnya tangkai bor, tangkai rimer, lubang paksi mesin bubut,
lubang paksi mesin bor dan lain-lain. Bentuk tirus ini besar gunanya pada suatu
keperluan, di samping sebagai suatu variasi. Misalnya tirus yang terdapat pada
tangkai bor; dengan ketirusannya itu bor akan mengunci sendiri pada lubang
paksi mesin bor tanpa diikat dengan suatu pengikat. Senter kepala lepas atau
senter kepala tetap masuk ke dalam paksinya tanpa diikat atau dikunci dengan
alat apapun.
Tirus itu banyak
macamnya. Tidak semua alat yang bentuknya tirus mempunyai ketirusan yang sama.
Masing-masing mesin mempunyai standard ketirusan yang sudah ditentukan;
Misalnya tirus Morse yang terdapat pada alat-alat atau mesin bor dan mesin
bubut mempunyai ketirusan 0,625" tiap kaki. Tirus Brown and Sharpe yang
terdapat pada alat-alat dan mesin fris mempunyai ketirusan 0,5" tiap kaki.
Tirus Jarno mempunyai ketirusan 0,6" tiap kaki dan terdapat pula pada
perlengkapan mesin bubut dan mesin bor.
Sebagian besar alat yang bentuknya
tirus dibuat pada mesin bubut. Pada mesin bubut dapat membuat benda kerja yang
berbentuk tirus dengan tiga cara, yaitu dengan menggeserkan kepala lepas,
menggeserkan eretan atas dan menggeserkan perlengkapan tirus ( taper attachment
) yang terdapat pada eretan lintang mesin bubut.
Cara membubut Tirus Dengan Menggeserkan Kepala Lepas
Seperti
telah diuraikan pada pasal terdahulu, bahwa kepala lepas itu terdiri atas dua
bagian, yaitu alas dan badan. Kedua bagian ini diikat oleh dua atau tiga baut pengikat
dan dapat digeser kedudukannya dengan mengeraskan salah satu baut yang letaknya
di bagian sisi kepala lepas (Gb. 4.1) Pada bagian belakang kepala lepas
terdapat satu garis lurus; garis ini merupakan pedoman dalam menentukan
kedudukan kedua bagian tersebut. Jika garis itu menunjukkan satu garis lurus,
berarti kedudukan senter kepala lepas akan segaris dengan senter kepala tetap.
Pada kedudukan yang demikian, apabila kita membubut suatu benda hasilnya akan
lurus ( tidak tirus). Baut yang dikeraskan dalam mengubah kedudukan senter itu,
berarti menarik bagian badan kepala lepas sehingga bergeser. Jarak
pergeserannya dapat kita lihat pada jarak antara garis yang terdapat pada
bagian badan dan garis pada bagian alas. Dengan bergesernya badan kepala lepas maka
kedudukan senter itupun akan berubah terhadap senter kepala tetap. Dan
perbedaan kedudukan kedua senter inilah yang menghasilkan tirus pada benda yang
dibubut.
Menghitung pergcscran kepala lepas pada cara ini
kita berpedoman pada rumus.
p=
(empiris)
![](file:///C:\DOCUME~1\HOKINET\LOCALS~1\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image012.gif)
P =
Pergeseran kepala lepas
P = Panjang
banda kerja
D = Diameter
besar
D = Diameter
kecil
T = Panjang
tirus yang dibubut.
![Description: kepala lepas](file:///C:\DOCUME~1\HOKINET\LOCALS~1\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image013.gif)
Badan
Garis
pedoman alas
Gambar: 4 - I'. Nama-nama bagian
kepala lepas.
p
![Description: KEPALA LEPAS BAGIAN ATAS](file:///C:\DOCUME~1\HOKINET\LOCALS~1\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image014.gif)
Gambar: 4 - 2; Bagian yang diarsir adalah merupakan hanyak pergeseraa
kepala lepas dan selisih antara D dan d.
Perhatikan Gb.
4.2. Bidang ABC adalah bidang yang dibubut. DE adalah dalamnya penyayatan pahat
dan AB adalah jarak pergeseran kepala lepas.
![](file:///C:\DOCUME~1\HOKINET\LOCALS~1\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image015.gif)
AC : EF = AB : DE. Dalam hal ini EF disamakan dengan FD dan sama dengan t,
karena perbedaannya relatip kecil. Dengan demikian perbandingannya menjadi.
P : p= P:![](file:///C:\DOCUME~1\HOKINET\LOCALS~1\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image016.gif)
![](file:///C:\DOCUME~1\HOKINET\LOCALS~1\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image016.gif)
t x P = P x![](file:///C:\DOCUME~1\HOKINET\LOCALS~1\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image016.gif)
![](file:///C:\DOCUME~1\HOKINET\LOCALS~1\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image016.gif)
![](file:///C:\DOCUME~1\HOKINET\LOCALS~1\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image017.gif)
Gambar: 4 - 3: "Pembuatan tims semacam ini, pergeseran Kepala lepas hams ke arah
kanan”.
Sebagai contoh,
kita lihat Gb. 4—3 ;benda tersebut berukuran D = 30 mm
d = 22 mm, t =
100 mm dan P = 200 mm. Maka untuk membubut benda tersebut, kepala lepas hams digeser:
![Description: Untitled-Scanned-02](file:///C:\DOCUME~1\HOKINET\LOCALS~1\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image018.gif)
Jadi pergeseran kepala lepas itu 8 mm.
Jika kita lihat bentuk tims benda tersebut, maka badan kepala lepas harus
digeser ke kanan atau menjauhi pembubut. Jarak pergeseran itu kita ukurkan
dengan mistar baja atau jangka sorong pada kedua garis yang terdapat pada badan
dan alas kepala lepas (Gambar 4—4).
![](file:///C:\DOCUME~1\HOKINET\LOCALS~1\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image019.gif)
Gambar: 4 — 4: "Badan kepala lepas digeser 8 mm ke arah
kanan".
Tetapi cara mengukur jarak pergeseran
yang demikian masih diragukan ketepatannya, Yang l llebih teliti ialah dengan memutar eretan
lintang dan menghitung garis-garis pengukur tebal pemakanannya (micrometer
dial).
Caranya ialah:
a. Sebelum badan kepala lepas digeserkan,
kedudukan kedua,senter itu harus segaris.
b. Pasanglah sebatang besi segi-empat
atau bulat pada rumah-rumah pahat.
c. Putarlah
eretan lintang ke kanan sehingga ujung besi tadi hampir menyentuh paksi
(spindle) kepala lepas.
d. Ambillah sehelai kertas tipis dan
tempatkan antara besi dan paksi kepala lepas.
![](file:///C:\DOCUME~1\HOKINET\LOCALS~1\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image020.gif)
Gambar: 4 — 5: "Jarak antara besi dan paksi kepala
lepas setebal kertas tipis”.
e. Putarlah
eretan lintang itu perlahan - lahan sambil menggerak-gerakkan kertas tadi. Jika
gerakan kertas itu sudah terasa tidak lancar ( tidak longgar dan tidak sesak),
eretan lintang jangan diputar lagi (Gambar 4 - 5).
f. Geserkan
badan kepala lepas ke kanan dengan jarak 8 mm.
g.Putarlah
eretan lintang ke kanan sambil menghitung garis-garis penunjuk ukuran
(micrometer dial). Andaikata antara kedua garis itu berukuran 0,05 mm, maka
jarak 8 mm tersebut dapat dihitung dengan mudah.
h. Jika sudah
sampai pada garis yang telah diperhitungkan, periksalah jarak antara ujung besi
dan paksi kepala lepas yang telah digeserkan tadi dengan kertas dengan cara
yang sama.Jika terlalu longgar, maka badan kepala lepas digeserkan sampai
berjarak setebal kertas.
Cara membubut
tirus dengan menggunakan pergeseran kepala lepas ini hendaknya benda kerja itu
dipasang antara dua senter. Jika salah satu ujungnya dijepit dengan cekam, maka
ujung yang lainnya tak dapat digeserkan, karena bagian yang dijepit itu tidak
berubah kedudukannya. Dengan cara ini kita dapat membubut tirus yang panjang
tetapi ketirusannya terbatas (kecil). Tetapi ketidak baikannya ialah, senter
yang menyangga benda kerja itu kedudukannya atau bentuk lubang senter itu akan
berubah karenanya; hal ini dapat diperiksa jika benda tersebut dipasang pada
mesin lain yang kedudukan kedua sentemya sepusat, maka ia akan berputar agak
goyang dan berayun.
Untuk
menghindari hal tersebut, maka kita pergunakan peluru baja yang garis tengahnya
1 5 mm yang dipasang antara lubang benda kerja dan ujung senter.Pada cara ini
ujung senter dan lubang senter sebaiknya berbentuk cekung sesuai dengan bulatan
peluru tersebut (lihat Gambar, 4-6)
![](file:///C:\DOCUME~1\HOKINET\LOCALS~1\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image021.gif)
Gambar: 4 — 6:
"Peluru baja terpasang antara lubang senter dan ujung senter bubut
dalam pembubutan tirus".
Cara
Membubut Tirus Dengan Menggeserkan Eretan Atas.
Pembuatan tirus dengan menggeserkan
eretan atas dapat menghasilkan besar tirus yang tak terbatas (dari 0 sampai
90), tetapi pada jarak yang pendek karena panjang langkahnya terbatas. Meskipun
dapat juga membuat tirus pada jarak yang panjang, tetapi caranya kurang praktis
karena harus dilakukan secara bertahap. Pergantian tahap yang satu dengan tahap
yang lainnya kemungkinan besar akan menghasilkan perubahan bentuk atau ukuran
tirus jika tidak dilakukan dengan sangat hati-hati. Kekurangan lainnya ialah
dengan. cara ini kita tidak dapat membubut tirus pada sesuatu lubang. Bilamana
benda kerja itu ditahan oleh dua senter.
Pada cara ini eretan atas harus digeser
kedudukannya dalam satuan derajat, dan pergerakannya dilakukan oleh tangan
(lihat pasal "eretan atas"). Dengan cara ini kita dapat membubut
tirus luar dan tirus dalam.
Perhitungan pergeseran eretan atas
untuk menentukan besar derajat dalam penyayatan tirus adalah berdasarkan bagian
yang tersayat dalam bentuk segitiga
( lihat Gambar: 4-7)
![](file:///C:\DOCUME~1\HOKINET\LOCALS~1\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image022.gif)
Gambar: 4
- 7; "Segitiga ABC - bidang sayat".
Segitiga ABC = bidang sayat. Tangens sudut =
atau![](file:///C:\DOCUME~1\HOKINET\LOCALS~1\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image024.gif)
![](file:///C:\DOCUME~1\HOKINET\LOCALS~1\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image023.gif)
![](file:///C:\DOCUME~1\HOKINET\LOCALS~1\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image024.gif)
Besar sudut ini dapat dilihat pada
daftar apabila sisi-sisi a,b dan c sudah diketahui.
Dengan melihat Gb. 4 - 7.maka
faktor-faktor tersebut di atas dapat diganti dengan:
![Description: Untitled-Scanned-04](file:///C:\DOCUME~1\HOKINET\LOCALS~1\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image025.gif)
![](file:///C:\DOCUME~1\HOKINET\LOCALS~1\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image026.gif)
Gambar: 4 — 8: "Eretan atas harus digeser sebanyak tg. a =
dalam kesatuan derajat".
![](file:///C:\DOCUME~1\HOKINET\LOCALS~1\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image016.gif)
Contoh.:
Untuk membubut benda yang berukuran
seperti Gambar 4 -S maka eretan atas harus digeser sebanyak:
tg
α
0,0687
![](file:///C:\DOCUME~1\HOKINET\LOCALS~1\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image027.gif)
Gtg a
tg α =0.0687 maka α = ± 4˚
Jadi eretan atas digeser sebanyak ±_4
derajat dari garis sumbu eretan lintang ke arah kanan.
Jika membuat tirus dengan ketirusan
yang besar, pengerjaannya tak dapat dilakukan dari sebelah kanan apabila benda
kerja itu dipasang antara dua senter.Dalam hal ini eretan atas akan membentur
kepala lepas dan tak dapat digerakkan. Untuk pembubutan yang demikian, maka letak eretan atas
harus diputar kekiri dan pengerjaannyapun harus dilakukan dari kiri pula. Cara
lain ialah, benda kerja itu tak dipasang antara dua senter, melainkan dijepit
pada cekam dan ujung lainnya bebas. (Gambar 4-9)
![](file:///C:\DOCUME~1\HOKINET\LOCALS~1\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image028.gif)
Gambar: 4—9'
Untuk membubut tirus yang besar dan pendek, sebaiknya ujung benda kerja
yang dibubut dalam keadaan bebas.
Pahat yang digunakan harus dipasang
setinggi senter dan kedudukannya tegak lurus terhadap eretan atas ( berarti
tegak lurus terhadap tirus yang dibubut).Langkah-langkah kerjanya ialah sebagai
berikut:
a. Gerakkan eretan atas ke belakang
atau mundur sampai pada batas terakhir (jika benda kerja itu panjang).
b. Putarlah eretan lintang untuk
menentukan tebal penyayatan.
c. mesin dijalankan dan eretan atas
diputar dengan kedua tangan hingga pahat menyayat benda kerja. Jika penyayatan
itu tebal, keraskan mur pengikat eretan alas, agar eretan itu tidak ikut
bergerak.
d. Jika pemakanan pertama sudah
selesai, mundurkan kembali kedudukan pahat itu.
e. Tambahkan pemakanan pahat dengan
memutar eretan lintang ke kanan. dan selanjutnya memutar eretan atas untuk
penyayatan., berikutnya.
Demikian setcrusnya pahat itu
digerakkan mundur maju sampai pada pennyayatan terakhir.
Pada taraf penyelesaian, penyayatannya
harus tipis dan diusahakan agar pemutaran eretan atas itu jangan terhenti di
tengah langkah penyayatan. Karena jika penyayatan itu terhenti sebelum sampai
pada batas yang ditentukan,maka akan meninggalkan bekas penyayatan pada benda
kerja berupa alur.
7. CARA
PEMBUBUTAN TIRUS DALAM
Sedangkan untuk
membuat tirus dalam caranya sama saja dengan membuat tirus luar, hanya saja
pahat yang di gunakan berbeda . contoh pahat untuk membuat tirus dalam.
![pahatdlam.jpg](file:///C:\DOCUME~1\HOKINET\LOCALS~1\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image029.gif)
Sekian
terimakasih. Mungkin ini saja yang dapat saya sampaikan jika ada salah kata
mohon di maafkan.
Wassalam.
0 komentar:
Posting Komentar