Kamis, 05 Juni 2014

Tugas micrometer

Nama : Muhammad Arif
Kelas : XI TPa05062014282.jpg
Pengertian Mikrometer Sekrup
Mikrometer sekrup adalah sebuah alat ukur besaran panjang yang cukup presisi. Mikrometer mempunyai tingkat ketelitian hinggan 0,01 mm. Penggunaan mikrometer sekrup biasanya untuk mengukur diameter benda melingkar yang kecil seperti kawat atau kabel.
Bagian-Bagian dari Micrometer Sekrup
Secara standard bagian-bagian mikrometer sekrup terdiri dari bagian-bagian sebagai berikut
bagian-bagian mikrometer sekrup1. Poros Tetap yaitu poros di ujung yang tidak bergerak
2. Poros Geser, poros yang bisa dierakkann ke depang dan kebelakang
3. Skala utama (salam satuan mm)
4. Skala Nonius atau Skala Putar
5. Pemutar, menggerakkan poros geser
6. Pengunci
7. Rachet, sama seperti poros geser tapi lebih kecil
8. Frame berbentuk U
Fungsi dari Mikrometer Sekrup
Mikrometer berfungsi untuk mengukur panjang/ketebalan/diameter dari benda-benda yang cukup kecil seperti lempeng baja, aluminium, diameter kabel, kawat, lebar kertas, dan masih banyak lagi. Penggunaan mikrometer sekrup sangat luas, intinya adalah mengukur besaran panjang dengan lebih presisi.
Cara Menggunakan Mikrometer Sekrup
Menggunakan mikrometer sekrup tidak sulit. Berikut 5 langkah menggunakan alat ukur mikrometer sekrup
1.    Pastikan pengunci dalam keadaan terbuka.
2.    Lakukan pengecekan ketika apakah poros tetap dan poros geser bertemu skala dan skala nonius utama menunjukkan angka nol.
3.    Buka rahang dengan menggerakkan pemutar ke arah kiri sampai benda dapat masuk ke dalam rahang.
4.    Letakkan benda dintara poros tetap dan poros geser lalu tutup kembali rahang hingga tepat menjepit benda.
5.    Putarlah Pengunci agar pemutar tidak bisa bergerak lagi. Dengarkan bunyi “klik” yang muncul.
Skala Mikrometer Sekrup
skala utama dan skala geser
Skala utama
skala mikrometer sekrup ini tiap satuannya sama dengan 1 mm, ditengah-tengah angka skala tersebut ada angka tengahnya.
angka skala atas
1,2,3,4, dst
angka skala bawah
0.5, 1.5, 2.5, dst
Skala Nonius/ Skala Putar
di skala putar terdapat angka 1 sampai 5 (kelipatan 5). Tiap skala ini berputar mundur 1 kali maka skala utama bertambah 0,5 mm. Sehingga 1 skala putar = 0,5/50 =0,01 mm
Cara Membaca Mikrometer Sekrup
1. Lihat pada skala utama, lihat skala yang tepat ditunjuk atau tepa di sebelah kiri skala putar. Angka tersebut dalam mm
2. Lihat angka pada skala putar yang segaris dengan garis melintang di skala utama. kalikan angka itu dengan 0,01
3. Tambahkan angka yang sobat dapat di angka satu dan angka 2. Selesai. :D
misal kita pakai contoh pengukuran mikrometer sebagai berikut
cara membaca mikrometer sekrup
Panjang yang terbaca dari mikrometer sekrup di atas adalah
Skala Utama   …………………..   5,5 mm
Skala Putar (26×0,01)   ……..   0,26 mm
—————————————————–  +
Panjang Benda   ………………..   5,76 mm



Jangka sorong merupakan salah satu alat ukur dari besaran pokok panjang. Bentuknya mirip dengan kunci inggris yang rahangnya bisa digeser Alat ukur ini memiliki ketelitian hingga 0,1 mm. Buat sobat hitung yang masih di kelas x sma sewaktu belajar fisika pasti akan melakukan praktek pengukuran dengan jangka sorong.Berikut ini sedikit panduan mengenai cara menggunakan jangka sorong dan bagaimana membacanya.
Bagian-bagian Jangka Sorong
cara menggunakan jangka sorong, bagian-bagian jangka sorongsumber gambar : BSE
Jangka sorong terdiri dari rahang tetap dan ragang geser. Rahang tetap dan geser ada yang di atas dan di bawah. Dalam jangka sorong terdapat 2 skala. Skala utama pada rahang tetap dan skala nonius (renvier*) di rahang gesernya.Skala utama memiliki skala dalamm satuan cm dan mm sedangkan skala pada nonius memiliki panjang 9 mm yang dibagi menjadi 10 skala.Sobat hitung pahami betul bagian-bagian ini karena akan memudahkan sobat tahu bagaimana cara menggunakan jangka sorong nantinya.
Fungsi Jangka Sorong
1.    Jangka sorong berfungsi mengukur panjang suatu benda dengan ketelitian sampai 0,1 mm. (rahang tetap dan rahang geser bawah)
2.    Rahang tetap dan rahang geser atas bisa digunakan untuk mengukur diameter benda yang cukup kecil seperti cincin, pipa, dll.
3.    Tangkai ukur di bagian bawah berfungsi untuk mengukur kedalaman seperti kedalaman tabung, lubang kecil, atau perbedaan tinggi yang kecil.
Cara Menggunakan Jangka Sorong
berikut ini cara menggunakan jangka sorong dalam beberapa langkah.
1.Awal persiapan, kendurkan baut pengunci dan geser rahang geser, pastikan rahang geser bekerja dengan baik. Sobat hitung jangan lupa untuk cek ketika rahang tertutup harus menunjukkan angka nol. Jika tidak menunjukkan angka nol sobat bisa mensettingnya.
2. Langkah/ cara menggunakan jangka sorong selanjutnya adalah membersihkan permukaan benda dan permukaan rahang agar tidak ada benda yang menempel yang bisa sebabkan kesalahan pengukuran.
3. Tutup rahang hingga mengapit benda yang diukur. Pastikan posisi benda sesuai dengan pengukuran yang ingin diambil. Lalu tinggal membaca skalanya.
Cara Menggunakan Jangka Sorong untuk mengukur diameter
Mengukur diameter sama seperti pengukuran sebelumnya, bedanya kalau tadi menggunakan rahang bagian bawah, untuk pengukuran diameter menggunakan rahang atas. Cara Menggunakannya, rapatkan rahang atas lalau tempatkan benda (cincin) yang akan diukur diameternya. Tarik rahang geser hingga kedua rahang menempek dan menekan bagian dalam benda. Patikan bahwa dinding bagian dalam benda tegak lurus dengan skala dalam artian benda jangan sampai miring.
Cara Menggunakan Jangka Sorong untuk Mengukur Kedalaman
Cara menggunakan jangka sorong untuk kedaaman prinsipnya sama dengan mengukur panjang benda dan diameter. Sobat hitung cukup menempatkan benda yang akan diukur kedalamannya pada tangkai ukur. Tarik rahang geser hingga menyentuk permukaan dalam (dasar lubang).Usahakan benda yang diukur kedalamannya dalam keadaan statis (tidak Bergeser)
Setelah kita tahu bagaimana cara menggunakan jangka sorong, sekarang bagaimana cara membaca jangka sorong (pengukurannya)? Berikut
Cara Membaca Jangka Sorong
  • Lihat skala utama, sobat lihat nilai yang terukur yang lurus dengan angka nol di skala nonius. Bisa menunjukkan posisi berhimpit dengan garis pada skala utama bisa juga tidak. Jika tidak ambil nilai skala utama yang terdekat di kirinya. Pada tahap ini sobat hitung baru mendapatkan ketelitian sampai 1 mm
  • Lihat Skala nonius, carilah angka pada skala nonius yang berhimpit dengan garis di skala utama. Pengukuran ini punya ketelitian hingga 0,1 mm
  • Jumlahkan
Selagi sobat benar cara menggunakan jangka sorong dan tau cara membacanya, sobat akan mendapatkan nilai pengukuran yang akurat.
Contoh Soal
Carilah panjang benda yang diukur dengan jangka sorong jika pada skala utama dan skala nonius tampak sebagai berikut
cara menggunakan jangka sorong 1
Jawaban :
Lingkaran Biru : 5, 3 “sekian” cm, sekian akan kita dapatkan di lingkaran “merah”
Lingkaran Merah : 5
Jadi hasilnya  = 5,35 cm
Saat ini sudah ada yang namanya jangka sorong digital. Cara menggunakan jangka sorong ini sangat mudah, tingal mengapitnya di antara rahang tetap dan rahang geser dan layar digital akan menampilkan hasil pengukuran dengan akurat. Sedikit tentang cara menggunakan jangka sorong ini semoga cara menggunakan jangka sorong tadi bisa dipahami dan bermanfaat.

Minggu, 01 Juni 2014

tugas bubut

Nama : Muhammad Arif
Kelas : XI TPa

1. CARA PEMBUBUTAN ULIR SEGITIGA LUAR
Proses pembuatan ulir bisa dilakukan pada mesin bubut. Pada mesin bubut konvensional (manual) proses pembuatan ulir kurang efisien, karena pengulangan pemotongan harus dikendalikan secara manual, sehingga proses pembubutan lama dan hasilnya kurang presisi. Dengan mesin bubut yang dikendalikan CNC proses pembubutan ulir menjadi sangat efisien dan efektif, karena sangat memungkinkan membuat ulir dengan kisar (pitch) yang sangat bervariasi dalam
waktu relatif cepat dan hasilnya presisi.

Ulir segi tiga tersebut bisa berupa ulir tunggal atau ulir ganda. Pahat yang digunakan untuk membuat ulir segi tiga ini adalah pahat ulir yang sudut ujung pahatnya sama dengan sudut ulir atau setengah sudut ulir. Untuk ulir Metris sudut ulir adalah 60°, sedangkan ulir whitwoth sudut ulir 55°. Identifikasi ulir biasanya ditentukan berdasarkan diameter mayor dan kisar ulir (Tabel 6.6). Misalnya ulir M5 × 0,8 berarti ulir metris dengan diameter mayor 5 mm dan kisar (pitch) 0,8 mm.
Selain ulir Metris pada mesin bubut bisa juga dibuat ulir whitworth (sudut ulir 55°). Identifikasi ulir ini ditentukan oleh diamater mayor ulir dan jumlah ulir tiap inchi (Tabel 6.7). Misalnya untuk ulir Whitwoth 3/8″ jumlah ulir tiap inchi adalah 16 (kisarnya Selain ulir Metris pada mesin bubut bisa juga dibuat ulir whitworth (sudut ulir 55°). Identifikasi ulir ini ditentukan oleh diamater mayor ulir dan jumlah ulir tiap inchi (Tabel 6.7). Misalnya untuk ulir Whitwoth 3/8″ jumlah ulir tiap inchi adalah 16 (kisarnya 0,0625″). Ulir ini biasanya digunakan untuk membuat ulir pada pipa (mencegah kebocoran fluida)
.



2. CARA PEMBUBUTAN ULIR SEGITIGA DALAM
Proses membuat ulir dalam dengan menggunakan tap. Mengetap
adalah suatu proses pembentukan ulir di dalam lubang yang dibor.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh2-Ne-wgwPp2OYoAfTnPY2E8iSGGpr3WOwb2FejYttGX6pkB9N-DIJq6qr0DXjrZvKxyOx3rsF4PoZxwk78bjrgrT6oLVlF6elNA6iZIUaq50nGpjmXewdNu7BbF43wM0GDp1PirKZJ7Sd/s320/untitled+7.JPG

Gambar 1. Memilih Tap yang tepat


Peralatan yang dibutuhkan untuk mengetap ulir adalah :
1. Satu center punch
2. Satu mata bor 3 mm
3. Satu mata bor 10,2 mm
4. Satu tap-set 12 mm
5. Satu tangkai tap
6. Satu mistar baja atau siku
7. Satu ragum yang dilengkapi dengan rahang/penjepit lunak
8. Minyak pelumas untuk proses pengetapan
Langkah-langkah mengetap ulir 12 mm pada sepotong pelat baja lunak
dengan ketebalan 13 mm:
· Mengebor tembus pelat baja lunak dengan mata bor 10,2 mm.
· Menjepit pelat baja lunak pada ragum, posisi lubang menghadap ke
atas.
· Memilih tap tirus untuk mengawali penguliran.
· Mengencangkan/mengunci mata Tap pada tangkai tap.
· letakkan siku pada penjepit tap pada rahang tangkai.
· Putar tangkai yang bebas untuk mengunci tap.
· Gunakan pin untuk mengencangkan pengikatan tap

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg65oWdo2KLAbV3aAWtgyHmOD-16C2a0Ocw8A8OUKej8WJ4Ug3rjwjZOJCICB0CAqIAeIw8v-MJIx5lDXb65rg89sLtXiX__Ul-nyDCObpj2Az7As49qAz9O91bKrcydN7gsCYFCyTkqRLl/s320/untitled+8.JPG
Gambar 2. Awal pengetapan
1. Memberikan sedikit pelumas pada tap.
2. Awal pengetapan
· memasukkan bagian tap yang tirus ke dalam lubang.
· mengatur posisi tap bagian atas sehingga tap benar-benar segaris
dengan garis tengah lubang.
· memberikan tekanan yang seragam pada saat tangkai tap diputar
searah putaran jarum jam.
1. Memeriksa kelurusan tap
· setelah dua atau tiga kali putaran, lepas tangkai tap dari tap.
· Menggunakan mistas baja atau siku, periksa kesikuan tap
terhadap permukaan benda kerja.


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh-rSD0Sj6sbQdljy6MoTDSSdi-zPP6KOSYvR8bSyni-e-YoqQe-mjvaF06jWxln0Y68vmPx6BIopPffYpb4O5TXbZWBUiyCnZmEgaMR86PFF-sdGtVsGdxbXEDOH8WxD99WUBA7rWCzBFE/s320/untitled+9.JPG
Gambar 3. Memeriksa kesikuan tap terhadap benda kerja
1. Memberikan sedikit pelumas pada ulir yang sedang dibuat.
2. Kalau ada kemiringan, perbaiki segera.
· memasang kembali tuas tap pada tap.
· memberikan sedikit tekanan sewaktu memutar tangkai tap.
· memeriksa kerlurusan tap setelah dua atau tiga kali putaran.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjcWdVLxdbkgC-bQ9FLUtoXP-BNO5Bh_VzyThr9XFQm8YXnJCZOO3KVtpmaExFkUuuzXc6kkXd7z_G_OGL7yLX9Okd8F7jaPAFElKGec7QW4ebE8oB4bvvLIhOqiEsed9GpYAINJh6Q8GHK/s320/untitled+10.JPG
Gambar 4. Menyiku tap
Meneruskan pengetapan ulir

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi_GQgtpwGcg0OEQjuBwbZooYXCU5JBC5laq9xe0FJHRHZf5Yg1ee28GHTgtyULKFSdkTMV6M52LXQCtVuGTtqTv8GH5-xJ-hpvFGSS4kytauaqvf8wRWm3JS0vNAIqyd30lk8iEuwwdATn/s320/untitled+11.JPG

Gambar 5: Meneruskan pengetapan


· bila telah diperoleh kelurusan tap terhadap benda kerja,
pertahankan tekan yang merata pada tangkai sewaktu diputar.
· memberikan sedikit pelumas setiap dua atau tiga kali putaran tap.
1. Mengatasi kesulitan pemutaran atau kebuntuan, putar tap berlawanan
arah dengan putaran jarum jam seperempat putaran.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEja0VD_u3KGXekRoHEc3mAj5iSBBsMBcswzLta2kD2zPyP3xz6K8pejM2x8_VelpdI3YZHL_jYXo577cUVSSWBY1FGEm9ekk061mKUx9yA3wchQpXnEP9O-QJEpWVT7JnBq3Sfyr3Q7hpyN/s320/untitled+12.JPG

Gambar 6. Membebaskan kemacetan pemutaran


Menyelesaikan pengetapan ulir pada benda kerja dengan tetap memberikan
pelumas secara teratur.
Catatan: Setelah pengetapan dengan tap yang tirus selesai, lanjutkan dengan
tap intermediate dan tap bottom.

3. CARA PEMBUBUTAN ULIR SEGI EMPAT LUAR
http://t3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRWFqx14Mi_8Asbmt4gvX7-PEtEazG-WedbON3YbxrCkfT_hcC9
Ulir segi empat ini biasanya digunakan untuk ulir daya. Dimensi utama dari ulir segi empat pada dasarnya sama dengan ulir segi tiga yaitu: diameter mayor, diameter minor, kisar (pitch), dan sudut helix. Pahat yang digunakan untuk membuat ulir segi empat adalah pahat yang dibentuk (diasah) menyesuaikan bentuk alur ulir segi empat dengan pertimbangan sudut helix ulir. Pahat ini biasanya dibuat dari HSS atau pahat sisipan dari bahan karbida.

4. CARA PEMBUBUTAN ULIR SEGI EMPAT DALAM
Pada dasar membuat ulir segi empat dalam sama saja pada saat membuat ulir segi tiga dalam, hanya saja pahat yang di gunakan berbeda.


pahatdlam.jpg











5. Cara Membubut Bertingkat
a.     Pasang benda kerja terlebih dahulu.
b.     Pasang pahat rata pada tool post.
c.     Seting pahat pada kepala lepas.
d.     Dekatkan mata pahat pada benda kerja dengan menggunakan eretan alas.
e.     Ukur benda kerja terlebih dahulu sesuai dengan ketentuan
f.     Tandailah setian ukuran dengan menggunakan ujung mata pahat dengan cara cekam  diputar sampai terjadi goresan terhadap benda kerja
g.     Mundurkan pahat ke posisi semula(menjauhi benda kerja dengan jarak minimal 10  mm dari benda kerja)
h.     Atur kecepatan putaran mesin bubut menjadi 300 rpm.
i.     Sayatlah benda kerja dengan menentukan ukuran setiap saayatan maksimal 1mm sampai mencampai ukuran Ø 21 mm dan panjang 20 mm.
j.  Lakukan penyayatan  mm sampai mencapai ukuran Ø  20 mm.
k.  Sayatlah benda kerja  dengan menentukan setiap sayatan maksimal 1 mm  sampai mencapai Ø 10 mm dan panjang 10 mm.
l.   Mundurkan pahat ketempat semula.
m.   Buka cekam dengan menggunakan kunci cekam dan lepaskan benda kerja dari cekam.

6. MEMBUBUT TIRUS
      Jika kedua ujung suatu benda silindris mempunyai ukuran yang berbeda, maka bentuk benda tersebut tirus. Pada alat-alat atau bagian dari suatu mesin banyak yang berbentuk tirus, misalnya tangkai bor, tangkai rimer, lubang paksi mesin bubut, lubang paksi mesin bor dan lain-lain. Bentuk tirus ini besar gunanya pada suatu keperluan, di samping sebagai suatu variasi. Misalnya tirus yang terdapat pada tangkai bor; dengan ketirusannya itu bor akan mengunci sendiri pada lubang paksi mesin bor tanpa diikat dengan suatu pengikat. Senter kepala lepas atau senter kepala tetap masuk ke dalam paksinya tanpa diikat atau dikunci dengan alat apapun.
        Tirus itu banyak macamnya. Tidak semua alat yang bentuknya tirus mempunyai ketirusan yang sama. Masing-masing mesin mempunyai standard ketirusan yang sudah ditentukan; Misalnya tirus Morse yang terdapat pada alat-alat atau mesin bor dan mesin bubut mempunyai ketirusan 0,625" tiap kaki. Tirus Brown and Sharpe yang terdapat pada alat-alat dan mesin fris mempunyai ketirusan 0,5" tiap kaki. Tirus Jarno mempunyai ketirusan 0,6" tiap kaki dan terdapat pula pada perlengkapan mesin bubut dan mesin bor.
Sebagian besar alat yang bentuknya tirus dibuat pada mesin bubut. Pada mesin bubut dapat membuat benda kerja yang berbentuk tirus dengan tiga cara, yaitu dengan menggeserkan kepala lepas, menggeserkan eretan atas dan menggeserkan perlengkapan tirus ( taper attachment ) yang terdapat pada eretan lintang mesin bubut.

Cara membubut Tirus Dengan Menggeserkan Kepala Lepas
    Seperti telah diuraikan pada pasal terdahulu, bahwa kepala lepas itu terdiri atas dua bagian, yaitu alas dan badan. Kedua bagian ini diikat oleh dua atau tiga baut pengikat dan dapat digeser kedudukannya dengan mengeraskan salah satu baut yang letaknya di bagian sisi kepala lepas (Gb. 4.1) Pada bagian belakang kepala lepas terdapat satu garis lurus; garis ini merupakan pedoman dalam menentukan kedudukan kedua bagian tersebut. Jika garis itu menunjukkan satu garis lurus, berarti kedudukan senter kepala lepas akan segaris dengan senter kepala tetap. Pada kedudukan yang demikian, apabila kita membubut suatu benda hasilnya akan lurus ( tidak tirus). Baut yang dikeraskan dalam mengubah kedudukan senter itu, berarti menarik bagian badan kepala lepas sehingga bergeser. Jarak pergeserannya dapat kita lihat pada jarak antara garis yang terdapat pada bagian badan dan garis pada bagian alas. Dengan bergesernya badan kepala lepas maka kedudukan senter itupun akan berubah terhadap senter kepala tetap. Dan perbedaan kedudukan kedua senter inilah yang menghasilkan tirus pada benda yang dibubut.


Menghitung pergcscran kepala lepas pada cara ini kita berpedoman pada rumus.
p= (empiris)

P = Pergeseran kepala lepas
P = Panjang banda kerja
D = Diameter besar
D = Diameter kecil
T = Panjang tirus yang dibubut.
Description: kepala lepas



                                                          Badan



      Garis pedoman alas

                                            

                                            

Gambar: 4 - I'.  Nama-nama bagian kepala lepas.
                                      p
Description: KEPALA LEPAS BAGIAN ATAS


Gambar: 4 - 2; Bagian yang diarsir adalah merupakan hanyak pergeseraa kepala lepas dan selisih antara D dan d.
Perhatikan Gb. 4.2. Bidang ABC adalah bidang yang dibubut. DE adalah dalamnya penyayatan pahat dan AB adalah jarak pergeseran kepala lepas.
ABC - DEF
AC : EF = AB : DE. Dalam hal ini EF disamakan dengan FD dan sama dengan t, karena perbedaannya relatip kecil. Dengan demikian perbandingannya menjadi.
P : p= P:
t x P = P x




Gambar: 4 - 3: "Pembuatan tims semacam ini, pergeseran Kepala lepas hams ke arah kanan”.
Sebagai contoh, kita lihat Gb. 4—3 ;benda tersebut berukuran D = 30 mm
d = 22 mm, t = 100 mm dan P = 200 mm. Maka untuk membubut benda tersebut, kepala lepas hams digeser:
Description: Untitled-Scanned-02


Jadi pergeseran kepala lepas itu 8 mm.
Jika kita lihat bentuk tims benda tersebut, maka badan kepala lepas harus digeser ke kanan atau menjauhi pembubut. Jarak pergeseran itu kita ukurkan dengan mistar baja atau jangka sorong pada kedua garis yang terdapat pada badan dan alas kepala lepas (Gambar  44).






Gambar: 4 — 4: "Badan kepala lepas digeser 8 mm ke arah kanan".
Tetapi cara mengukur jarak pergeseran yang demikian masih diragukan ketepatannya, Yang l   llebih teliti ialah dengan memutar eretan lintang dan menghitung garis-garis pengukur tebal pemakanannya (micrometer dial).
Caranya ialah:
a. Sebelum badan kepala lepas digeserkan, kedudukan kedua,senter itu harus segaris.
b. Pasanglah sebatang besi segi-empat atau bulat pada rumah-rumah pahat.
c. Putarlah eretan lintang ke kanan sehingga ujung besi tadi hampir menyentuh paksi (spindle) kepala lepas.
d. Ambillah sehelai kertas tipis dan tempatkan antara besi dan paksi kepala lepas.
















         Gambar: 4 — 5:  "Jarak antara besi dan paksi kepala lepas setebal kertas tipis”.


e. Putarlah eretan lintang itu perlahan - lahan sambil menggerak-gerakkan kertas tadi. Jika gerakan kertas itu sudah terasa tidak lancar ( tidak longgar dan tidak sesak), eretan lintang jangan diputar lagi (Gambar 4 - 5).
f. Geserkan badan kepala lepas ke kanan dengan jarak 8 mm.
g.Putarlah eretan lintang ke kanan sambil menghitung garis-garis penunjuk ukuran (micrometer dial). Andaikata antara kedua garis itu berukuran 0,05 mm, maka jarak 8 mm tersebut dapat dihitung dengan mudah.
h. Jika sudah sampai pada garis yang telah diperhitungkan, periksalah jarak antara ujung besi dan paksi kepala lepas yang telah digeserkan tadi dengan kertas dengan cara yang sama.Jika terlalu longgar, maka badan kepala lepas digeserkan sampai berjarak setebal kertas.
Cara membubut tirus dengan menggunakan pergeseran kepala lepas ini hendaknya benda kerja itu dipasang antara dua senter. Jika salah satu ujungnya dijepit dengan cekam, maka ujung yang lainnya tak dapat digeserkan, karena bagian yang dijepit itu tidak berubah kedudukannya. Dengan cara ini kita dapat membubut tirus yang panjang tetapi ketirusannya terbatas (kecil). Tetapi ketidak baikannya ialah, senter yang menyangga benda kerja itu kedudukannya atau bentuk lubang senter itu akan berubah karenanya; hal ini dapat diperiksa jika benda tersebut dipasang pada mesin lain yang kedudukan kedua sentemya sepusat, maka ia akan berputar agak goyang dan berayun.
Untuk menghindari hal tersebut, maka kita pergunakan peluru baja yang garis tengahnya 1 5 mm yang dipasang antara lubang benda kerja dan ujung senter.Pada cara ini ujung senter dan lubang senter sebaiknya berbentuk cekung sesuai dengan bulatan peluru tersebut (lihat Gambar, 4-6)





Gambar: 4 — 6:  "Peluru baja terpasang antara lubang senter dan ujung senter bubut dalam pembubutan tirus".
Cara Membubut Tirus Dengan Menggeserkan Eretan Atas.
Pembuatan tirus dengan menggeserkan eretan atas dapat menghasilkan besar tirus yang tak terbatas (dari 0 sampai 90), tetapi pada jarak yang pendek karena panjang langkahnya terbatas. Meskipun dapat juga membuat tirus pada jarak yang panjang, tetapi caranya kurang praktis karena harus dilakukan secara bertahap. Pergantian tahap yang satu dengan tahap yang lainnya kemungkinan besar akan menghasilkan perubahan bentuk atau ukuran tirus jika tidak dilakukan dengan sangat hati-hati. Kekurangan lainnya ialah dengan. cara ini kita tidak dapat membubut tirus pada sesuatu lubang. Bilamana benda kerja itu ditahan oleh dua senter.
Pada cara ini eretan atas harus digeser kedudukannya dalam satuan derajat, dan pergerakannya dilakukan oleh tangan (lihat pasal "eretan atas"). Dengan cara ini kita dapat membubut tirus luar dan tirus dalam.
Perhitungan pergeseran eretan atas untuk menentukan besar derajat dalam penyayatan tirus adalah berdasarkan bagian yang tersayat dalam bentuk segitiga
( lihat Gambar: 4-7)

Gambar: 4 - 7; "Segitiga ABC - bidang sayat".
Segitiga ABC = bidang sayat. Tangens sudut = atau
Besar sudut ini dapat dilihat pada daftar apabila sisi-sisi a,b dan c sudah diketahui.
Dengan melihat Gb. 4 - 7.maka faktor-faktor tersebut di atas dapat diganti dengan:




Description: Untitled-Scanned-04


















Gambar: 4 — 8: "Eretan atas harus digeser sebanyak tg. a = dalam kesatuan derajat".
Contoh.:
Untuk membubut benda yang berukuran seperti Gambar 4 -S maka eretan atas harus digeser sebanyak:
tg α 0,0687     
Gtg a
tg α =0.0687            maka α = ± 4˚
Jadi eretan atas digeser sebanyak ±_4 derajat dari garis sumbu eretan lintang ke arah kanan.

Jika membuat tirus dengan ketirusan yang besar, pengerjaannya tak dapat dilakukan dari sebelah kanan apabila benda kerja itu dipasang antara dua senter.Dalam hal ini eretan atas akan membentur kepala lepas dan tak dapat digerakkan. Untuk pembubutan yang demikian, maka letak eretan atas harus diputar kekiri dan pengerjaannyapun harus dilakukan dari kiri pula. Cara lain ialah, benda kerja itu tak dipasang antara dua senter, melainkan dijepit pada cekam dan ujung lainnya bebas. (Gambar 4-9)
Gambar: 4—9' Untuk membubut tirus yang besar dan pendek, sebaiknya ujung benda kerja
                        yang dibubut dalam keadaan bebas.
Pahat yang digunakan harus dipasang setinggi senter dan kedudukannya tegak lurus terhadap eretan atas ( berarti tegak lurus terhadap tirus yang dibubut).Langkah-langkah kerjanya ialah sebagai berikut:
a. Gerakkan eretan atas ke belakang atau mundur sampai pada batas terakhir (jika benda kerja itu panjang).
b. Putarlah eretan lintang untuk menentukan tebal penyayatan.
c. mesin dijalankan dan eretan atas diputar dengan kedua tangan hingga pahat menyayat benda kerja. Jika penyayatan itu tebal, keraskan mur pengikat eretan alas, agar eretan itu tidak ikut bergerak.
d. Jika pemakanan pertama sudah selesai, mundurkan kembali kedudukan pahat itu.
e. Tambahkan pemakanan pahat dengan memutar eretan lintang ke kanan. dan selanjutnya memutar eretan atas untuk penyayatan., berikutnya.
Demikian setcrusnya pahat itu digerakkan mundur maju sampai pada pennyayatan terakhir.
Pada taraf penyelesaian, penyayatannya harus tipis dan diusahakan agar pemutaran eretan atas itu jangan terhenti di tengah langkah penyayatan. Karena jika penyayatan itu terhenti sebelum sampai pada batas yang ditentukan,maka akan meninggalkan bekas penyayatan pada benda kerja berupa alur.
                         7. CARA PEMBUBUTAN TIRUS DALAM
Sedangkan untuk membuat tirus dalam caranya sama saja dengan membuat tirus luar, hanya saja pahat yang di gunakan berbeda . contoh pahat untuk membuat tirus dalam.










pahatdlam.jpg




Sekian terimakasih. Mungkin ini saja yang dapat saya sampaikan jika ada salah kata mohon di maafkan.
Wassalam.

Postingan Lama
Diberdayakan oleh Blogger.